Program Ibu Berbagi Bijak Prioritaskan Perempuan Pelaku UMKM Jateng dan DIY

Yoga Prakoso | 26 Agustus 2021 | 12:19 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Setelah terhenti pada 2020 akibat pandemi Covid-19, program #IbuBerbagiBijak yang digagas VISA dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan serta Bank Indonesia hadir lagi dan diperluas. Sekitar 320 perempuan pelaku UMKM di Yogyakarta dan Jawa Tengah akan berpartisipasi dalam program daring ini selama enam bulan. Tak hanya mengikuti sejumlah workshop manajemen keuangan dasar, para peserta akan hadir di sesi pendampingan yang bekerja sama dengan Maxi Consulting. Tujuannya, memberdayakan perempuan pelaku UMKM agar mampu bertahan dan bertumbuh dalam jangka panjang.

Keputusan program #IbuBijakBerbagi merangkul perempuan pelaku UMKM di Jawa Tengah disambut hangat Gubernur Ganjar Pranowo. “Terima kasih memprioritaskan perempuan pelaku UMKM di Jawa Tengah. Kami percaya program ini membantu pelaku UMKM lebih tangguh di tengah pandemi dengan pengetahuan dan keterampilan lebih mendalam mengenai manajemen keuangan yang esensial, serta membuka akses pasar lebih besar agar mereka bisa mengembangkan usaha,” ujarnya dalam webinar yang digelar Kamis (26/8/2021).

Ganjar menambahkan, program ini mendorong pertumbuhan kewirausahaan terutama di kalangan anak muda, yang terinspirasi beroleh penghasilan tambahan dan meraih kebebasan finansial. Presiden Direktur Visa Indonesia, Riko Abdurrahman, menjelaskan makin banyak masyarakat menyadari pentingnya manajemen keuangan. Di sisi lain, UMKM perlu didorong agar mampu go digital  di era new normal. “Banyak pelaku UMKM menghadapi tantangan seperti mengelola arus kas dan mencoba beralih ke usaha yang digital-first, sehingga banyak yang terpaksa menyetop usaha mereka sementara,” ulas Riko.

Berdasarkan survei yang dilakukan pada tahap pendaftaran program, pelaku UMKM yang ingin ikut #IbuBerbagiBijak mengakui pendanaan dan pemasaran adalah hambatan utama mengembangkan usaha. Sekitar 55,2 persen dari mereka menghadapi masalah permodalan. Sementara 37,4 persen menyebut hambatan utama mereka yakni memilih strategi pemasaran yang tepat. Selain itu, 65,7 persen mengaku tak punya catatan keuangan yang baik dan 83,7 persen mengandalkan dana pribadi untuk membiayai usahanya dibanding pinjam.

Penulis : Yoga Prakoso
Editor: Yoga Prakoso
Berita Terkait